Dreamdelion Sehat selalu berkomitmen terhadap isu kesehatan dan lingkungan. Seperti yang telah dilakukan di Yogyakarta, Dreamdelion Sehat melihat adanya pertambangan pasir di kali Progo, tepatnya di desa Sumberarum, Moyudan, Sleman, berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, Dreamdelion Sehat berkolaborasi dengan Global Environtmental Facility-Small Grants Programme (GEF-SPG) untuk isu-isu lingkungan. Hal ini dilakukan dengan membuat kegiatan penanaman pohon untuk konservasi yang dinaungi oleh Rainbow Project.
Rainbow Project Dreamdelion Sehat di Yogyakarta mengembangkan kepedulian terhadap lingkungan melalui beberapa cara, yakni pembuatan rumah semai yang menjadi penyuplai tanaman bagi kegiatan konservasi, pengadaan pewarna alam, dan pengembangan pertanian organik. Hal ini dilakukan untuk mendukung program besar Dreamdelion yang mengangkat potensi desa Sumberarum menjadi Desa Wisata dengan komoditas utama tenun Rainbow Stagen, kegiatan konservasi, dan pertanian organik.
Kegiatan penanaman pohon menjadi kegiatan penting. Hal ini dikarenakan hasil survei awal konservasi sungai Progo bersama tim Ekologi Biologi menunjukan pertambangan pasir di desa tersebut mengancam kelestarian lingkungan. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa kegiatan pertambangan pasir berpotensi terhadap perusakan tanaman dan lahan hijau, penurunan simpanan air tanah, serta penggerusan tepi sungai Progo. Berangkat dari hal ini, Dreamdelion menjadikan penanaman pohon sebagai salah satu solusi alternatifnya.
Pada Maret 2016, Dreamdelion Sehat bersama masyarakat Sejati Desa dan LEM FKT UGM membuat rumah semai untuk menunjang kegiatan penanaman pohon. Warga Sejati Desa diajak untuk mempelajari tahapan penanaman melalui pelatihan pembuatan bibit tanaman seperti kegiatan penyemaian biji dan penyapihan tanaman keras sebagai bahan penanaman kegiatan konservasi. Walaupun pada awalnya banyak bibit yang tidak tumbuh, namun semangat warga dan tim tidak luntur untuk melanjutkan upaya konservasi lingkungan sungai Progo. Dengan bantuan bibit tanaman dari BPDAS Serayu-Opak-Progo, kegiatan penanaman pohon untuk konservasi Progo masih berlanjut di rumah semai Dreamdelion Sehat.
Salah satu jenis tanaman yang direkomendasikan untuk penghijauan di kali Progo adalah pohon gayam. Pohon ini dipilih karena kemampuannya menyimpan air yang tinggi, sehingga masalah kekeringan akibat pertambangan pasir dapat diminimalisir dampaknya. Selain gayam, upaya konservasi air tanah juga dilakukan dengan pemilihan bambu untuk ditanam di areal sekitar sungai Progo. Selain gayam dan bambu, beberapa jenis pohon lain seperti petai, nyamplung, gaharu, kluwak, mahoni dan jati juga ditanam untuk memperkaya keanekaragaman hayati.
Kegiatan penanaman pohon untuk konservasi pada dasarnya telah dilakukan oleh tim Dreamdelion Sehat dan warga secara mandiri. Namun, untuk menginspirasi masyarakat, kegiatan penanaman juga dilakukan bersamaan dengan kegiatan besar Dreamdelion yaitu Pasar Tenun Rakyat (PTR) pada bulan April 2016. Peserta PTR yang berasal dari golongan masyarakat umum, para mitra dari Teras Mitra, media, institusi dinas skala provinsi maupun nasional, dan berbagai komunitas, merupakan media yang potensial untuk memperkenalkan upaya Dreamdelion Sehat dan Masyarakat Desa Sumberarum mengenai kepedulian terhadap lingkungan di sekitar sungai Progo. Diharapkan melalui kampanye besar tersebut, masyarakat akan mengenal Desa Sumberarum sebagai desa wisata yang juga peduli terhadap konservasi.
Suksesnya penanaman di kegiatan PTR bukan menjadi akhir agenda konservasi Dreamdelion Sehat di Yogyakarta. Melalui pemberdayaan masyarakat dan kerjasama dengan elemen lain di sekitar Yogyakarta seperti FKT UGM, PSL USD, Biologi UGM, dan IMOB, kegiatan konservasi daerah sekitar sungai Progo masih dilanjutkan. Tim rumah semai Dreamdelion Sehat masih terus mengupayakan pengadaan bibit tanaman buah seperti duku, durian merah dan sengon yang kedepannya akan dipakai untuk kegiatan enrichment planting (penanaman pengayaan jenis tanaman) serta melakukan kegiatan monitoring tanaman yang telah ditanam.
Written by : Dipta B | Photo by : Anita W