Mimpi merupakan keajaiban dari perubahan. Ketika sebuah mimpi telah dicetuskan, maka perubahan yang mengagumkan lahir di dunia ini. Banyak kisah menakjubkan yang lahir dari sebuah mimpi. Namun, yang lebih hebat dari mimpi adalah untuk melakukan perubahan dari mimpi itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Mahatma Gandhi, pemimpin spiritual dan politikus asal India, “You must be the change you wish to see in the world.” Untuk dapat melihat dunia, mengubah dunia, membuat mimpi menjadi nyata, seseorang perlu menjadi bagian dari perubahan. Seseorang itu perlu menjadi perubahan (penggerak) atas mimpinya. Sama halnya dengan Dreamdelion. Tanpa adanya penggerak dari mimpi, keajaiban Dreamdelion tidak akan hadir di pemimpi lainnya.
Digagasnya Dreamdelion diawali dari penelitian yang dilakukan beberapa kaum muda mengenai permasalahan masyarakat urban pada tahun 2011. Saat itu mereka melihat bahwa salah satu lokasi dengan permasalahan masyarakat urban serius ada di bantaran kali Manggarai. Manggarai yang merupakan salah satu kota di Jakarta yang memiliki terminal, stasiun, serta beberapa pusat perbelanjaan. Namun, meskipun lokasi ini terbilang stategis, masyarakatnya didominasi dengan kaum marjinal. Layaknya permasalahan urban, masyarakat bantaran kali Manggarai memiliki permasalahan sosial yang terbilang kompleks, mulai dari kemiskinan, kependudukan, pendidikan, bahkan kesehatan. Hal itulah yang membuat Dreamdelion terdorong untuk mengadakan pemberdayaan masyarakat di sana.
Di awal perjalanan memberdayakan masyarakat, Dreamdelion perlu menggunakan cara unik agar dapat masuk masyarakat. Hal ini dikarenakan resistensi masyarakat Manggarai yang tinggi. Sebelumnya, masyarakat Manggarai sering menerima keinginan mahasiswa untuk memberdayakan lokasi setempat, namun hal itu tidak berjalan lancar bahkan programnya dibiarkan terbengkalai. Melihat adanya kekhawatiran masyarakat akan pengalaman sebelumnya, Dreamdelion menggunakan pendekatan pada ibu-ibu dan anak-anak yang cenderung lebih terbuka dengan pendatang baru. Melalui cara inilah akhirnya Dreamdelion pun mampu berbaur dengan masyarakat Manggarai.
Awalnya tidak percaya, saya pikir hanya iseng-iseng saja,” ungkap Yuli salah satu masyarakat Manggarai.
Kini, komunitas yang mengangkat konsep bisnis sosial ini telah berjalan selama lebih dari 4 tahun dan sudah berkembang ke banyak lokasi, bukan hanya di bantaran kali Manggarai, tetapi Dreamdelion sudah ada di Yogyakarta bahkan Jawa Timur. Dari konsep inilah Dreamdelion menggerakkan mimpinya. Menggerakkan mimpi bersama yang membawa kebermanfaatan. Dengan slogan Bahagia Itu Sederhana, Dreamdelion yakin bahwa untuk menciptakan kebahagiaan bersama ternyata tidak dapat melalui cara-cara yang sederhana. Oleh karena itu, mereka yakin itulah alasan mereka untuk harus bersama.
Written by : Leovita A | Photo by : Evaulia Nindya