Dreamdelion

Dreamdelion Cerdas Lebarkan Sayap ke Yogyakarta

Pada Oktober 2013, berdirilah Dreamdelion di Yogyakarta. Awalnya Dreamdelion di Yogyakarta memang berfokus pada pelestarian tenun dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui rainbow stagen yang mereka buat. Kemudian sekitar awal tahun 2015 mulailah dibentuk Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta.

Berdasarkan hasil survei dari teman-teman Dreamdelion, banyak dari ibu-ibu penenun di desa tersebut mempunyai anak sekitar usia SD, namun keseharian mereka diisi dengan aktivitas yang kurang bermanfaat. Sementara itu, orang tua dari anak-anak khawatir jika anak-anak mereka tumbuh tanpa cita-cita. Atas dasar itu, maka dibentuklah Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta. Orang tua dari anak-anak menyambut baik kehadiran sanggar belajar Dreamdelion Cerdas.

“Wah, adanya sanggar belajar Dreamdelion Cerdas dirasa sangat bermanfaat sekali. Kalau saya selalu mendukung anak saya untuk bermain di sanggar Dreamdelion Cerdas saja, daripada main tidak jelas,” kata Sumirah, salah satu orang tua anak-anak di desa Sumberarum.

Sama halnya dengan tujuan sanggar belajar di Jakarta, sanggar belajar yang ada di Yogyakarta dibuat dengan tujuan penanaman pendidikan karakter bagi anak. Kurikulum yang diajarkan disesuaikan dengan anak-anak usia tersebut. Berbagai kegiatan memang dirancang dengan begitu menyenangkan, yaitu belajar sambil bermain, sehingga anak-anak tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan. Proses pembelajaran yang dilakukan bersifat menghibur seperti mewarnai gambar, menonton film, membuat ketrampilan, role play, kegiatan menanam, dan mendongeng.

Pertemuan yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali ini selalu dinanti oleh anak-anak desa Sumberarum, yaitu setiap hari Minggu pukul 8.00-11.00 WIB. Dalam pelaksanaannya, sanggar belajar ini dibantu oleh sukarelawan Dreamdelion atau yang lebih akrab dipanggil “fasil”. Juga ada kerjasama dari berbagai komunitas dan organisasi kemahasiswaan yang membuat kegiatan ini menjadi semakin baik dan efektif. Hingga saat ini, rata-rata ada 20-30 anak yang mengikuti kegiatan belajar di Joglo Pelangi, yaitu tempat di mana anak-anak desa Sumberarum biasa menghabiskan waktu bersama Dreamdelion.

“Anak saya juga sangat senang selepas bermain di sanggar. Selepas pulang dari sanggar dia selalu cerita macam-macam. Katanya senang kalau bermain di sanggar dan selalu dapat pengalaman baru, terlebih jika dapat hadiah dari kakak-kakak Dreamdelion,” tambah Sumirah.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan ternyata telah memberikan pengaruh baik bagi anak-anak di desa Sumberarum. Bukan dengan paksaan, lambat laun dan secara sadar anak-anak di desa Sumberarum terbiasa melakukan hal-hal baik dalam kesehariannya. Anak-anak yang pada awalnya ketika pulang sekolah selalu menghabiskan waktu dengan bermain, menonton televisi, atau hal lain yang kurang bermanfaat, kini kebiasaan itu mulai hilang. Karakter positif itu mulai tumbuh pada anak-anak desa Sumberarum, seperti sikap anak yang sudah mulai membuang sampah pada tempatnya, rajin menabung, lebih percaya diri, disiplin, dan mempunyai cita-cita tinggi.

Perubahan karakter juga dirasakan orang tua dari anak-anak desa Sumberarum, seperti yang diungkapkan oleh ibu Sumirah, “Setelah beberapa kali mengikuti kegiatan belajar bersama Dreamdelion, sekarang anak saya mudah kalau dinasihati dan jadi anak penurut.”

Selain itu, meningkatnya minat baca pada anak Desa Sumbrarum mulai dirasakan oleh teman-teman Dreamdelion. Awalnya, di desa tersebut memang belum dilengkapi fasilitas pengadaan buku-buku yang cukup. Oleh karena itu teman-teman Dreamdelion yang ada di Yogyakarta berinisiatif mengadakan Taman Baca Joglo Pelangi.

Taman Baca Joglo Pelangi

Berdirinya Joglo Pelangi sejak tanggal 25 November 2015 tidak lepas dari peran teman-teman Dreamdelion yang memiliki kepedulian sosial-pendidikan tinggi. Pada awalnya mereka memang cukup kesulitan untuk mencari tempat untuk taman baca ini. Namun setelah berdiskusi dengan warga sekitar, Pak Dwi (salah satu warga) mengizinkan rumah kosongnya untuk digunakan sebagai taman baca.

Dari rumah kosong tersebut, diatur menjadi ruang edukatif yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa cepat bosan saat kegiatan belajar berlangsung. Tidak hanya untuk taman baca atau kegiatan belajar anak-anak saja, keberadaan Joglo Pelangi di dusun Sejati Desa juga menjadi pusat pembelajaran untuk segala kegiatan pemberdayaan masyarakat. Adanya Joglo Pelangi ini memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.

Saat ini ketersediaan buku di taman baca Joglo Pelangi belum begitu banyak, koleksi buku sementara berasal dari teman-teman Dreamdelion sendiri, Dari Buku Untuk Negeri, Community Engagement Grants (CEGs) UI, dan teman-teman UGM. Sementara itu, kerjasama dari pihak lain sangat diharapkan untuk menambah koleksi buku taman baca Joglo Pelangi ini. Meskipun begitu, adanya taman baca ini bisa menunjang kegiatan belajar anak-anak desa Sumberarum dan sebagai fasilitator dari kebiasaan anak yang mulai menyukai membaca.

Buku yang disediakan tidak hanya untuk anak-anak saja. Masyarakat desa juga mampir ke taman baca Joglo Pelangi untuk membaca buku, karena memang buku hanya bisa dibaca di tempat. Jika buku belum selesai dibaca mereka akan kembali lagi ke Joglo Pelangi.

“Jadi buku hanya boleh dibaca di tempat. Masyarakat juga ikut membaca buku di Joglo pelangi, terutama ibu-ibu. Jadi, di taman baca Joglo Pelangi selalu ada Penanggung Jawab (PJ) yang berasal dari pemuda setempat,” kata Chaye, salah satu pengurus Dreamdelion di Yogyakarta.

Written by : Enggar Tri Lestari | Photo by : Evaulia Nindya K

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

× Mari berkolaborasi!
Share via
Copy link