Dreamdelion

5 Tips Terjun ke Masyarakat Ketika KKN

“Hidup cuma sebentar. Berhenti menanam gusar, dan jadilah besar!” ― Lenang Manggala

Menjadi besar bukan hanya berarti menjadi pemimpin yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam sebuah tatanan organisasi. Menjadi besar juga bisa berarti bahwa seorang manusia mampu mengalahkan ego-nya demi kepentingan khalayak masyarakat.

Mahasiswa sebagai tonggak peradaban negeri tentunya diajarkan pendidikan karakter yang baik. Selain belajar tentang teori, mahasiswa juga belajar bekerja di lapangan. Perguruan tinggi pun tak hanya mengajarkan tentang cara bekerja, namun juga cara bersosialisasi dan komunikasi sehingga apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima sebagaimana mestinya. Salah satunya adalah Kuliah Kerja Nyata atau yang disingkat dengan KKN.

Nah, apa aja sih yang perlu kita perhatikan ketika terjun ke masyarakat dalam KKN?

Yuk, intip tips-nya.

#1 Pahami lingkungan baik secara fisik, sosial dan budaya

Sebelum berangkat KKN, tentunya tim delioners sudah melakukan survei dan observasi ya. Kita harus benar-benar paham mengenai kondisi lingkungan tempat tujuan. Bukan hanya kondisi fisiknya, namun juga tentang perspektif masyarakat tentang suatu hal. Hal ini bisa dijadikan sebagai acuan dalam menentukan program kerja (proker) loh.

#2 Belajar bergaul dengan masyarakat

Ngobrol bareng warlok (warga lokal) tak perlu menunggu ketika ada acara undangan, seperti hajatan, rapat pemuda, dan lain-lain. Wah, jangan-jangan ada yang ngobrol bareng warlok ketika menjalankan proker aja nih. Jangan sampai delioners begitu ya.

Keluar pondokan sekadar menyapa warga, membantu kerja bakti desa, sering-sering beli makan di warung mungkin bukan sebuah hal yang besar. Justru, warga malah seneng nih kalau disapa setiap hari sama mahasiswa KKN yang katanya mau meningkatkan kesejahteraan desa. Daripada mendekam di dalam pondokan, mending keluar mencari udara segar. Siapa tahu dapet jodoh #eh

#3 Sopan tapi santai

Nah delioners, tiap daerah pasti memiliki budaya masing-masing. Tugas kita sebagai mahasiswa KKN adalah mampu bersikap sopan dan fleksibel terhadap budaya itu nih. Misalnya, pada masyarakat pedalaman yang menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi yang mungkin bertentangan dengan ilmu yang kita pelajari, tak boleh langsung kita tentang mentah-mentah. Pahami baik-baik, jika hal yang diyakini menimbulkan pengaruh negatif maka berikan alternatif lain. Ingat! Hanya memberi edukasi ya bukan menggurui.

#4 Hindari hal-hal yang memiliki stigma negatif

Siapa mahasiswa disini yang suka pulang dini hari? Duh, jangan-jangan pergi pagi pulang pagi. Delioners sebaiknya mengurangi kebiasaan itu mulai sekarang ya! Ingat, budaya di pedesaan sangat kental dengan nilai susila. Jadi, jangan sampai kita sebagai mahasiswa yang numpang di tempat orang malah menyalahi budaya yang ada.

#5 Ingat tujuan KKN!

Hari demi hari berlalu, dan tanpa kita sadari apa yang kita lakukan kurang berjalan sebagaimana mestinya. Its okay jika belum bisa mengerjakan semua hal dengan sempurna. Tapi, jangan juga menunda pekerjaan yang bisa kita lakukan sekarang. Pastikan program yang dilakukan sesuai dengan kondisi masyarakat dan esensi dari program itu sendiri dapat tersampaikan. Jika belum, yuk evaluasi kesesuaian program kita. Jangan biarkan kita terbawa suasana dan bergerak melenceng dari jalur kita ya delioners!

Jadi, delioners sudah sejauh mana nih memaksimalkan perannya sebagai mahasiswa KKN?

Last but not least,

Terimakasih! Terimakasih atas semua perjuangan delioners. Tidak apa-apa tidak semua sempurna. Tidak apa-apa jika ada hal yang belum bisa diraih. Besok coba lagi ya.. Tapi jajnji jangan malas. Okay?

RamadhanDelion – Mabit Mantab : Mandiri, Taqwa, dan Berprestasi

RamadhanDelion - Mabit Mantab: Mandiri, Taqwa, dan Berprestasi

RamadhanDelion merupakan acara pesantren Ramadhan yang dilaksanakan oleh Sanggar Belajar Dreamdelion. Dengan bertemakan “Mabit Mantab: Mandiri, Taqwa, dan Berprestasi”, kegiatan ini diharapkan bisa mengisi waktu luang anak-anak rusun dengan kegiatan positif dan dapat meningkatkan ketaqwaan dan akhlak anak-anak di Rusun Pinus Elok.

RamadhanDelion ini berlangsung pada hari Sabtu-Minggu, 18-19 Mei 2019 di Aula A5 Rusun Pinus Elok dan dihadiri oleh 48 peserta yang berusia 5-14 tahun. Mereka merupakan anak-anak yang tinggal di kawasan Rusun Pinus Elok dan telah mengikuti kelas Sanggar Belajar Dreamdelion selama satu semester ini. Sekitar 10 volunteer juga terlibat dalam acara ini sebagai kakak pembimbing yang mendampingi peserta selama acara berlangsung.

Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Sanggar Dreamdelion, Maryam Khomariyah, dilanjutkan dengan pemberian materi melalui kisah-kisah Nabi dan Sahabat yang mengajarkan tentang akhlak atau karakter yang baik, seperti sopan satun, cinta kebersihan, berbakti kepada orang tua, dermawan, tawadhu, dan pemberani. Acara kemudian dilanjutkan dengan ceramah oleh Ustadz Nurfahmi Islami Kaffah yang memberikan ceramah seputar ketaqwaan dan pentingnya berpuasa. Setelah itu, semua peserta buka puasa bersama dengan ditemani hiburan Nasyid yang dibawakan oleh Dhelika Robytantra, lead singer dari grup nasyid El Fatah. Acara selanjutnya yaitu solat magrib berjamaah, makan besar, solat Isya dan Tarawih berjamaah.

Tak hanya berkutat dengan acara inti, RamadhanDelion diselingi dengan permainan ranking 1 yang diikuti oleh semua peserta. Setelah permainan berakhir dan mendapatkan pemenangnya, peserta kemudian diarahkan untuk tidur. Keesokan harinya, acara dimulai dengan solat tahajud pukul 3 pagi, dilanjutkan dengan sahur bersama dan solat subuh berjamaah. Di penutup acara, MC memberikan hadiah kepada peserta paling aktif dan juga peserta yang menang dalam beberapa permainan selama acara berlangsung. Selain itu, peserta juga mendapatkan bingkisan sebagai bentuk terima kasih karena telah berpartisipasi aktif selama acara ini.

Acara yang diadakan hanya satu kali dalam satu tahun ini, diharapkan dapat  menambah wawasan keagamaan baru dan juga meningkatkan ketaqwaan anak-anak Rusun Pinus Elok. Seperti namanya, RamadhanDelion ingin menebar kebaikan di Bulan Ramadhan sehingga anak-anak Rusun Pinus Elok dapat menjadi insan yang berperilaku baik dan patuh kepada perintah-perintah Allah.

Sanggar Belajar Ciptakan Anak Rusun Cerdas dan Peka Lingkungan

Sanggar Belajar Ciptakan Anak Rusun Cerdas dan Peka Lingkungan

“Non scholae sed vitae discimus”

Kutipan di atas memiliki arti bahwa tujuan utama seseorang belajar bukanlah demi nilai yang tinggi, bukan pula demi diri sendiri, orangtua, maupun guru atau institusi pendidikan, namun yang ingin dicapai adalah mendapat manfaat dari ilmu yang bisa dipergunakan dalam hidup. Proses pembelajaran di era ini lebih berorientasi kepada bagaimana meningkat kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana menghadapi persaingan.

Belajar tidak selamanya harus di sekolah. Seorang anak butuh wadah yang lebih luas untuk berekspresi dan berinovasi. Hal ini dapat membuat seorang anak menjadi cerdas dan peka lingkungan alam dan sosial yang terjadi di sekitarnya.

Sanggar Belajar, sebagai salah satu project tim Dreamdelion Jakarta merupakan salah satu bentuk kepedulian kepada anak-anak dengan mengusung tema pendidikan. Berlokasi di Rusunawa Pinus Elok Blok A, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Sanggar Belajar hadir untuk memfasilitasi adik-adik di rusun untuk belajar sambil bermain bersama.

Seperti yang diketahui Sanggar Kegiatan Belajar merupakan sanggar yang didalamnya bukan hanya mengajarkan anak-anak tentang pendidikan yang ada di sekolah formal, tetapi juga ketrampilan yang dapat menunjang masa depan anak-anak. Pelajaran yang diajarkan terkait pengetahuan umum yang juga dijelaskan melalui suatu materi dan juga dipraktikan secara langsung. Misalkan mengusung tema kesehatan, kebersihan, kebudayaan Indonesia, atau science experiment.

Sanggar Belajar diadakan sekali dalam sepekan, yaitu pada hari Minggu. Jumlah anak-anak yang hadir setiap pekannya tentatif, bisa sekitar 20-30 orang. Sedangkan pengajar terdiri atas 9 orang, yang dibantu dari tim inti sanggar belajar dan Dreamteam. Bahkan terkadang tiap pekannya ada volunteer yang juga ikut membantu kegiatan belajar mengajar di rusun.

Proses pembelajaran yang diterapkan dalam Sanggar Belajar mengajarkan pendidikan karakter untuk membentuk moral yang baik untuk adik-adik rusun. Para pengajar menyelipkan pelajaran implisit seperti bagaimana harus meminta maaf kepada orang lain atau bagaimana mengucapkan terima kasih kepada orang lain, serta membiasakan untuk berperilaku sopan santun.

Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan di sanggar belajar adalah membuat alat perangkap nyamuk sederhana, membuat kain jumputan, mengenalkan kebudayaan Indonesia, serta berbagai science experiment.

Dreamdelion Siapkan Beasiswa untuk Anak Sanggar yang Berprestasi dan Berkarakter

Scholarship Dreamdelion Cerdas adalah program beasiswa di bawah divisi Dreamdelion Cerdas. Melalui Scholarship Dreamdelion Cerdas, Dreamdelion berupaya memfasilitasi kesulitan-kesulitan ekonomi yang mungkin anak-anak sanggar temui ketika mewujudkan impian mereka, terutama yang berkaitan dengan keterbatasan dana pendidikan. Scholarship ini berawal dari Persatuan Pelajar Mahasiswa Muslim di Jepang yang menyisihkan uang sakunya untuk disumbangkan ke sanggar Dreamdelion. Kini, donatur beasiswa tidak hanya dari Persatuan Pelajar Mahasiswa Muslim di Jepang saja, tapi juga terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi donatur.

Ada dua jenis beasiswa, yaitu beasiswa perorangan dan beasiswa kelompok. Beasiswa perorangan adalah beasiswa dengan target perorangan berdasarkan kebutuhan pendidikan mereka. Beasiswa ini diberikan dalam bentuk barang kebutuhan pendidikan atau dana yang akan disimpan dan dikelola penggunaannya oleh pihak Dreamdelion Cerdas, seperti biaya les, alat tulis, dan seragam sekolah. Sementara beasiswa kelompok adalah beasiswa dengan target seluruh siswa sanggar Dreamdelion Cerdas, baik chapter Jakarta maupun Yogyakarta. Tujuan dari beasiswa ini adalah untuk memberikan berbagai jenis program edukasi untuk membuka cakrawala dan pengetahuan anak-anak sanggar yang mungkin belum didapatkan di bangku sekolah, misalnya wisata edukasi, kelas inspirasi, dan sebagainya.

Beasiswa ini memiliki kriteria khusus untuk penerima beasiswa. Anak-anak yang mempunyai karakter baik menjadi pertimbangan utama. Kemudian kriteria selanjutnya adalah prestasi anak di sekolah, berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan benar-benar membutuhkan dana pendidikan. Sehingga sebelum beasiswa tersebut diberikan, diadakan proses penyeleksian oleh tim Scholarship Dreamdelion Cerdas.

Tahap awal proses penyeleksian adalah evaluasi dan review anak-anak sanggar Dreamdelion Cerdas. Kemudian akan diajukan nama yang direkomendasikan untuk mendapat beasiswa, yaitu anak-anak yang berperilakuan baik dan berprestasi. Selanjutnya adalah proses wawancara, di mana mereka akan ditanya tentang sekolah dan kondisi keluarga.

Untuk memperkuat kebenaran informasi, tim Scholarship Dreamdelion Cerdas melakukan kunjungan ke rumah orang tua anak, apakah mereka benar-benar dari keluarga yang kurang mampu atau tidak. Survei ke sekolah juga dilakukan untuk mengetahui nilai akademik dari nilai rapor yang ada. Selanjutnya adalah menanyakan hal-hal yang dibutuhkan anak penerima beasiswa untuk kebutuhan pendidikan mereka. Pada tahap akhir, dipilihlah nama anak yang berhak memperoleh beasiswa. Proses pelaksanaan beasiswa tersebut berlangsung selama satu tahun. Semua ini dilakukan agar beasiswa jatuh di tangan yang tepat serta anak yang mendapatkan beasiswa memang anak yang benar-benar membutuhkan bantuan tersebut.

Written by : Enggar Tri Lestari

Dreamdelion Siapkan Beasiswa Bagi Anak yang Berprestasi & Berkarakter

Dreamdelion Siapkan Beasiswa Bagi Anak yang Berprestasi & Berkarakter

Scholarship Dreamdelion Cerdas adalah program beasiswa di bawah divisi Dreamdelion Cerdas. Melalui Scholarship Dreamdelion Cerdas, Dreamdelion berupaya memfasilitasi kesulitan-kesulitan ekonomi yang mungkin anak-anak sanggar temui ketika mewujudkan impian mereka, terutama yang berkaitan dengan keterbatasan dana pendidikan. Scholarship ini berawal dari Persatuan Pelajar Mahasiswa Muslim di Jepang yang menyisihkan uang sakunya untuk disumbangkan ke sanggar Dreamdelion. Kini, donatur beasiswa tidak hanya dari Persatuan Pelajar Mahasiswa Muslim di Jepang saja, tapi juga terbuka bagi siapa saja yang ingin menjadi donatur.

Ada dua jenis beasiswa, yaitu beasiswa perorangan dan beasiswa kelompok. Beasiswa perorangan adalah beasiswa dengan target perorangan berdasarkan kebutuhan pendidikan mereka. Beasiswa ini diberikan dalam bentuk barang kebutuhan pendidikan atau dana yang akan disimpan dan dikelola penggunaannya oleh pihak Dreamdelion Cerdas, seperti biaya les, alat tulis, dan seragam sekolah. Sementara beasiswa kelompok adalah beasiswa dengan target seluruh siswa sanggar Dreamdelion Cerdas, baik chapter Jakarta maupun Yogyakarta. Tujuan dari beasiswa ini adalah untuk memberikan berbagai jenis program edukasi untuk membuka cakrawala dan pengetahuan anak-anak sanggar yang mungkin belum didapatkan di bangku sekolah, misalnya wisata edukasi, kelas inspirasi, dan sebagainya.

Beasiswa ini memiliki kriteria khusus untuk penerima beasiswa. Anak-anak yang mempunyai karakter baik menjadi pertimbangan utama. Kemudian kriteria selanjutnya adalah prestasi anak di sekolah, berasal dari keluarga yang tidak mampu, dan benar-benar membutuhkan dana pendidikan. Sehingga sebelum beasiswa tersebut diberikan, diadakan proses penyeleksian oleh tim Scholarship Dreamdelion Cerdas.

Tahap awal proses penyeleksian adalah evaluasi dan review anak-anak sanggar Dreamdelion Cerdas. Kemudian akan diajukan nama yang direkomendasikan untuk mendapat beasiswa, yaitu anak-anak yang berperilakuan baik dan berprestasi. Selanjutnya adalah proses wawancara, di mana mereka akan ditanya tentang sekolah dan kondisi keluarga.

Untuk memperkuat kebenaran informasi, tim Scholarship Dreamdelion Cerdas melakukan kunjungan ke rumah orang tua anak, apakah mereka benar-benar dari keluarga yang kurang mampu atau tidak. Survei ke sekolah juga dilakukan untuk mengetahui nilai akademik dari nilai rapor yang ada. Selanjutnya adalah menanyakan hal-hal yang dibutuhkan anak penerima beasiswa untuk kebutuhan pendidikan mereka. Pada tahap akhir, dipilihlah nama anak yang berhak memperoleh beasiswa. Proses pelaksanaan beasiswa tersebut berlangsung selama satu tahun. Semua ini dilakukan agar beasiswa jatuh di tangan yang tepat serta anak yang mendapatkan beasiswa memang anak yang benar-benar membutuhkan bantuan tersebut.

Written by: Enggar Tri Lestari

Dreamdelion Cerdas Lebarkan Sayap ke Yogyakarta

Pada Oktober 2013, berdirilah Dreamdelion di Yogyakarta. Awalnya Dreamdelion di Yogyakarta memang berfokus pada pelestarian tenun dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui rainbow stagen yang mereka buat. Kemudian sekitar awal tahun 2015 mulailah dibentuk Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta.

Berdasarkan hasil survei dari teman-teman Dreamdelion, banyak dari ibu-ibu penenun di desa tersebut mempunyai anak sekitar usia SD, namun keseharian mereka diisi dengan aktivitas yang kurang bermanfaat. Sementara itu, orang tua dari anak-anak khawatir jika anak-anak mereka tumbuh tanpa cita-cita. Atas dasar itu, maka dibentuklah Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta. Orang tua dari anak-anak menyambut baik kehadiran sanggar belajar Dreamdelion Cerdas.

“Wah, adanya sanggar belajar Dreamdelion Cerdas dirasa sangat bermanfaat sekali. Kalau saya selalu mendukung anak saya untuk bermain di sanggar Dreamdelion Cerdas saja, daripada main tidak jelas,” kata Sumirah, salah satu orang tua anak-anak di desa Sumberarum.

Sama halnya dengan tujuan sanggar belajar di Jakarta, sanggar belajar yang ada di Yogyakarta dibuat dengan tujuan penanaman pendidikan karakter bagi anak. Kurikulum yang diajarkan disesuaikan dengan anak-anak usia tersebut. Berbagai kegiatan memang dirancang dengan begitu menyenangkan, yaitu belajar sambil bermain, sehingga anak-anak tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan. Proses pembelajaran yang dilakukan bersifat menghibur seperti mewarnai gambar, menonton film, membuat ketrampilan, role play, kegiatan menanam, dan mendongeng.

Pertemuan yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali ini selalu dinanti oleh anak-anak desa Sumberarum, yaitu setiap hari Minggu pukul 8.00-11.00 WIB. Dalam pelaksanaannya, sanggar belajar ini dibantu oleh sukarelawan Dreamdelion atau yang lebih akrab dipanggil “fasil”. Juga ada kerjasama dari berbagai komunitas dan organisasi kemahasiswaan yang membuat kegiatan ini menjadi semakin baik dan efektif. Hingga saat ini, rata-rata ada 20-30 anak yang mengikuti kegiatan belajar di Joglo Pelangi, yaitu tempat di mana anak-anak desa Sumberarum biasa menghabiskan waktu bersama Dreamdelion.

“Anak saya juga sangat senang selepas bermain di sanggar. Selepas pulang dari sanggar dia selalu cerita macam-macam. Katanya senang kalau bermain di sanggar dan selalu dapat pengalaman baru, terlebih jika dapat hadiah dari kakak-kakak Dreamdelion,” tambah Sumirah.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan ternyata telah memberikan pengaruh baik bagi anak-anak di desa Sumberarum. Bukan dengan paksaan, lambat laun dan secara sadar anak-anak di desa Sumberarum terbiasa melakukan hal-hal baik dalam kesehariannya. Anak-anak yang pada awalnya ketika pulang sekolah selalu menghabiskan waktu dengan bermain, menonton televisi, atau hal lain yang kurang bermanfaat, kini kebiasaan itu mulai hilang. Karakter positif itu mulai tumbuh pada anak-anak desa Sumberarum, seperti sikap anak yang sudah mulai membuang sampah pada tempatnya, rajin menabung, lebih percaya diri, disiplin, dan mempunyai cita-cita tinggi.

Perubahan karakter juga dirasakan orang tua dari anak-anak desa Sumberarum, seperti yang diungkapkan oleh ibu Sumirah, “Setelah beberapa kali mengikuti kegiatan belajar bersama Dreamdelion, sekarang anak saya mudah kalau dinasihati dan jadi anak penurut.”

Selain itu, meningkatnya minat baca pada anak Desa Sumbrarum mulai dirasakan oleh teman-teman Dreamdelion. Awalnya, di desa tersebut memang belum dilengkapi fasilitas pengadaan buku-buku yang cukup. Oleh karena itu teman-teman Dreamdelion yang ada di Yogyakarta berinisiatif mengadakan Taman Baca Joglo Pelangi.

Taman Baca Joglo Pelangi

Berdirinya Joglo Pelangi sejak tanggal 25 November 2015 tidak lepas dari peran teman-teman Dreamdelion yang memiliki kepedulian sosial-pendidikan tinggi. Pada awalnya mereka memang cukup kesulitan untuk mencari tempat untuk taman baca ini. Namun setelah berdiskusi dengan warga sekitar, Pak Dwi (salah satu warga) mengizinkan rumah kosongnya untuk digunakan sebagai taman baca.

Dari rumah kosong tersebut, diatur menjadi ruang edukatif yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa cepat bosan saat kegiatan belajar berlangsung. Tidak hanya untuk taman baca atau kegiatan belajar anak-anak saja, keberadaan Joglo Pelangi di dusun Sejati Desa juga menjadi pusat pembelajaran untuk segala kegiatan pemberdayaan masyarakat. Adanya Joglo Pelangi ini memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.

Saat ini ketersediaan buku di taman baca Joglo Pelangi belum begitu banyak, koleksi buku sementara berasal dari teman-teman Dreamdelion sendiri, Dari Buku Untuk Negeri, Community Engagement Grants (CEGs) UI, dan teman-teman UGM. Sementara itu, kerjasama dari pihak lain sangat diharapkan untuk menambah koleksi buku taman baca Joglo Pelangi ini. Meskipun begitu, adanya taman baca ini bisa menunjang kegiatan belajar anak-anak desa Sumberarum dan sebagai fasilitator dari kebiasaan anak yang mulai menyukai membaca.

Buku yang disediakan tidak hanya untuk anak-anak saja. Masyarakat desa juga mampir ke taman baca Joglo Pelangi untuk membaca buku, karena memang buku hanya bisa dibaca di tempat. Jika buku belum selesai dibaca mereka akan kembali lagi ke Joglo Pelangi.

“Jadi buku hanya boleh dibaca di tempat. Masyarakat juga ikut membaca buku di Joglo pelangi, terutama ibu-ibu. Jadi, di taman baca Joglo Pelangi selalu ada Penanggung Jawab (PJ) yang berasal dari pemuda setempat,” kata Chaye, salah satu pengurus Dreamdelion di Yogyakarta.

Written by : Enggar Tri Lestari | Photo by : Evaulia Nindya K

Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas Lebarkan Sayap ke Yogyakarta

Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas Lebarkan Sayap ke Yogyakarta

Pada Oktober 2013, berdirilah Dreamdelion di Yogyakarta. Awalnya Dreamdelion di Yogyakarta memang berfokus pada pelestarian tenun dan peningkatan ekonomi masyarakat melalui rainbow stagen yang mereka buat. Kemudian sekitar awal tahun 2015 mulailah dibentuk Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta.

Berdasarkan hasil survei dari teman-teman Dreamdelion, banyak dari ibu-ibu penenun di desa tersebut mempunyai anak sekitar usia SD, namun keseharian mereka diisi dengan aktivitas yang kurang bermanfaat. Sementara itu, orang tua dari anak-anak khawatir jika anak-anak mereka tumbuh tanpa cita-cita. Atas dasar itu, maka dibentuklah Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas di Yogyakarta. Orang tua dari anak-anak menyambut baik kehadiran sanggar belajar Dreamdelion Cerdas.

“Wah, adanya sanggar belajar Dreamdelion Cerdas dirasa sangat bermanfaat sekali. Kalau saya selalu mendukung anak saya untuk bermain di sanggar Dreamdelion Cerdas saja, daripada main tidak jelas,” kata Sumirah, salah satu orang tua anak-anak di desa Sumberarum.

Sama halnya dengan tujuan sanggar belajar di Jakarta, sanggar belajar yang ada di Yogyakarta dibuat dengan tujuan penanaman pendidikan karakter bagi anak. Kurikulum yang diajarkan disesuaikan dengan anak-anak usia tersebut. Berbagai kegiatan memang dirancang dengan begitu menyenangkan, yaitu belajar sambil bermain, sehingga anak-anak tidak merasa jenuh dengan materi yang diberikan. Proses pembelajaran yang dilakukan bersifat menghibur seperti mewarnai gambar, menonton film, membuat ketrampilan, role play, kegiatan menanam, dan mendongeng.

Pertemuan yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali ini selalu dinanti oleh anak-anak desa Sumberarum, yaitu setiap hari Minggu pukul 8.00-11.00 WIB. Dalam pelaksanaannya, sanggar belajar ini dibantu oleh sukarelawan Dreamdelion atau yang lebih akrab dipanggil “fasil”. Juga ada kerjasama dari berbagai komunitas dan organisasi kemahasiswaan yang membuat kegiatan ini menjadi semakin baik dan efektif. Hingga saat ini, rata-rata ada 20-30 anak yang mengikuti kegiatan belajar di Joglo Pelangi, yaitu tempat di mana anak-anak desa Sumberarum biasa menghabiskan waktu bersama Dreamdelion.

“Anak saya juga sangat senang selepas bermain di sanggar. Selepas pulang dari sanggar dia selalu cerita macam-macam. Katanya senang kalau bermain di sanggar dan selalu dapat pengalaman baru, terlebih jika dapat hadiah dari kakak-kakak Dreamdelion,” tambah Sumirah.

Berbagai kegiatan yang telah dilakukan ternyata telah memberikan pengaruh baik bagi anak-anak di desa Sumberarum. Bukan dengan paksaan, lambat laun dan secara sadar anak-anak di desa Sumberarum terbiasa melakukan hal-hal baik dalam kesehariannya. Anak-anak yang pada awalnya ketika pulang sekolah selalu menghabiskan waktu dengan bermain, menonton televisi, atau hal lain yang kurang bermanfaat, kini kebiasaan itu mulai hilang. Karakter positif itu mulai tumbuh pada anak-anak desa Sumberarum, seperti sikap anak yang sudah mulai membuang sampah pada tempatnya, rajin menabung, lebih percaya diri, disiplin, dan mempunyai cita-cita tinggi.

Perubahan karakter juga dirasakan orang tua dari anak-anak desa Sumberarum, seperti yang diungkapkan oleh ibu Sumirah, “Setelah beberapa kali mengikuti kegiatan belajar bersama Dreamdelion, sekarang anak saya mudah kalau dinasihati dan jadi anak penurut.”

Selain itu, meningkatnya minat baca pada anak Desa Sumbrarum mulai dirasakan oleh teman-teman Dreamdelion. Awalnya, di desa tersebut memang belum dilengkapi fasilitas pengadaan buku-buku yang cukup. Oleh karena itu teman-teman Dreamdelion yang ada di Yogyakarta berinisiatif mengadakan Taman Baca Joglo Pelangi.

Taman Baca Joglo Pelangi

Berdirinya Joglo Pelangi sejak tanggal 25 November 2015 tidak lepas dari peran teman-teman Dreamdelion yang memiliki kepedulian sosial-pendidikan tinggi. Pada awalnya mereka memang cukup kesulitan untuk mencari tempat untuk taman baca ini. Namun setelah berdiskusi dengan warga sekitar, Pak Dwi (salah satu warga) mengizinkan rumah kosongnya untuk digunakan sebagai taman baca.

Dari rumah kosong tersebut, diatur menjadi ruang edukatif yang menyenangkan, sehingga anak-anak tidak merasa cepat bosan saat kegiatan belajar berlangsung. Tidak hanya untuk taman baca atau kegiatan belajar anak-anak saja, keberadaan Joglo Pelangi di dusun Sejati Desa juga menjadi pusat pembelajaran untuk segala kegiatan pemberdayaan masyarakat. Adanya Joglo Pelangi ini memberi manfaat besar bagi masyarakat sekitar.

Saat ini ketersediaan buku di taman baca Joglo Pelangi belum begitu banyak, koleksi buku sementara berasal dari teman-teman Dreamdelion sendiri, Dari Buku Untuk Negeri, Community Engagement Grants (CEGs) UI, dan teman-teman UGM. Sementara itu, kerjasama dari pihak lain sangat diharapkan untuk menambah koleksi buku taman baca Joglo Pelangi ini. Meskipun begitu, adanya taman baca ini bisa menunjang kegiatan belajar anak-anak desa Sumberarum dan sebagai fasilitator dari kebiasaan anak yang mulai menyukai membaca.

Buku yang disediakan tidak hanya untuk anak-anak saja. Masyarakat desa juga mampir ke taman baca Joglo Pelangi untuk membaca buku, karena memang buku hanya bisa dibaca di tempat. Jika buku belum selesai dibaca mereka akan kembali lagi ke Joglo Pelangi.

“Jadi buku hanya boleh dibaca di tempat. Masyarakat juga ikut membaca buku di Joglo pelangi, terutama ibu-ibu. Jadi, di taman baca Joglo Pelangi selalu ada Penanggung Jawab (PJ) yang berasal dari pemuda setempat,” kata Chaye, salah satu pengurus Dreamdelion di Yogyakarta.

Written by : Enggar Tri Lestari | Photo by : Evaulia Nindya K

 

Komitmen Dreamdelion Cerdas Cetak Generasi Berprestasi

Komitmen Dreamdelion Cerdas Cetak Generasi Berprestasi

Seperti halnya dengan nama“Dreamdelion” yang berasal dari kata ”dream” dan ”bunga dandelion” yakni impian untuk menyebarkan mimpi ke mana saja dan tumbuh di mana saja untuk mewujudkannya. Dreamdelion Cerdas ada untuk memberikan mimpi kepada anak-anak. Dreamdelion Cerdas sendiri sebenarnya berdiri sebelum Dreamdelion berdiri. Setelah penelitian selesai dilakukan oleh sekelompok mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yaitu Sentia, Site, dan Alia, akhirnya penelitian tersebut diwujudkan dalam bentuk pengabdian masyarakat berupa Sanggar Belajar bagi anak-anak di Manggarai, yang kemudian disebut Sanggarai.

Pada awal proses pembelajarannya, anak-anak diberikan materi pelajaran sekolah. Namun seiring waktu berjalan, dengan melihat masalah yang ada, anak-anak Manggarai ternyata lebih membutuhkan pendidikan karakter dibanding pendidikan akademik. Di mana kawasan Manggarai terkenal dengan masalahnya yang sangat kompleks sehingga berdampak pada tumbuh kembang karakter anak-anak di Manggarai. Contohnya saja adalah penyelesaian masalah yang berujung pada kekerasan, kurangnya dukungan dan motivasi bagi anak untuk menggapai cita-cita yang tinggi, dan kurang terpenuhinya hak anak. Hal semacam ini seolah-olah sudah menjadi hal lumrah yang terjadi pada anak Manggarai. Tidak ingin terlalu larut dalam permasalahan ini, akhirnya materi pembelajaran Sanggarai lebih difokuskan pada pengembangan karakter anak.

Hal ini selaras seperti yang diungkapkan Marissa selaku mantan kepala Sekolah Dreamdelion, “Anak-anak yang mempunyai karakter baik, dia akan memaksimalkan apa yang mereka inginkan dengan sebaik mungkin, sehingga memang perlu pendidikan karakter diterapkan pada anak-anak Manggarai yang nantinya menjadi bekal untuk masa depan mereka.”

Sanggarai yang kini mempunyai fokus pada pendidikan karakter mulai terealisasikan setelah berkenalan dengan Farah Mafaza melalui akun Twitter. Farah yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia, juga berkeinginan untuk menjalankan sanggar belajar tersebut. Dibalik Farah, tak luput juga peran mahasiswi psikologi lainnya yaitu Aisyah Ibadi, Selfi Andriani, dan Citrawanti Oktavia. Mereka mengerahkan segala kemampuan untuk memajukan sanggar tersebut dengan cara menyusun kurikulum untuk pengembangan karakter anak, dan berbagai upaya lainnya.

Pada tahun 2012, sanggar belajar Manggarai yang bernama Sanggarai ini kemudian berubah menjadi Manggarai Cerdas. Perubahan nama ini rupanya bersamaan dengan hari didirikannya Dreamdelion. Hingga saat ini, nama tersebut masih tetap digunakan.

Dalam pelaksanaan kegiatan program Manggarai Cerdas, tim Manggarai Cerdas yang biasa disebut tim MC dibantu oleh sejumlah volunteer dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman yang berbeda. Mereka biasa disebut ‘fasil’, karena sebagai fasilitator anak-anak-anak dalam proses pembelajarannya. Hal itu pula yang menjadi alasan dibuatnya CEO Shop (Community Empowerment Online Shop) untuk pembiayaan operasional dan juga dibukanya rekruitmen terbuka volunteer untuk kakak-kakak pengajar.

Seiring perkembangannya, sanggar belajar mulai diterapkan di Bandung dan Yogyakarta. Akhirnya pada tahun 2013, nama Manggarai Cerdas diubah kembali menjadi Dreamdelion Cerdas. Hingga saat ini Dreamdelion Cerdas telah mengalami 2 masa Kepala Sekolah setelah Farah, yaitu Marissa Abdul dan saat ini Marwah Azizah dengan kurikulum yang diajarkan adalah pendidikan karakter bagi anak. Hingga setelah kurang lebih selama empat tahun berjalan, tanpa terasa karakter-karakter kurang baik yang ada pada anak lambat laun mulai menghilang.

“Sejak adanya sanggar Dreamdelion Cerdas anak-anak mempunyai sarana bermain yang positif, mereka tidak lagi bermain atau berjualan di jalan. Pada awalnya beberapa anak yang baru masuk sanggar Dreamdelion Cerdas mempunyai sikap kurang baik, kurang responsif, kurang menerima orang, dan cenderung kasar. Setelah berada di sanggar mereka berubah menjadi lebih penyayang, dan lebih inisiatif dalam menolong. Mereka menjadi tahu makna menolong yang sesungguhnya, membantu orang bukan hanya agar mendapat imbalan seperti berupa uang. Hal-hal kecil seperti itu lah mulai muncul di sanggar,” ungkap Marissa.

Perubahan baik tersebut juga mulai dirasakan oleh orang tua anak-anak sanggar. Beberapa orang tua mengaku bahwa bahwa anak-anaknya berubah menjadi lebih baik. Memang perubahan karakter membutuhkan waktu yang panjang, namun setiap pertemuan rutin di hari Minggu ternyata juga bisa membawa dampak positif bagi anak-anak Manggarai. Sesuai dengan tujuan awal didirikannya Dreamdelion Cerdas, yakni mengubah karakter anak menjadi lebih baik.

Written by : Enggar Tri Lestari | Photo by : Aswanudin Hamid

Dreamdelion Cerdas: Melahirkan Generasi Berkarakter  

Seperti halnya dengan nama“Dreamdelion” yang berasal dari kata ”dream” dan ”bunga dandelion” yakni impian untuk menyebarkan mimpi ke mana saja dan tumbuh di mana saja untuk mewujudkannya. Dreamdelion Cerdas ada untuk memberikan mimpi kepada anak-anak. Dreamdelion Cerdas sendiri sebenarnya berdiri sebelum Dreamdelion berdiri. Setelah penelitian selesai dilakukan oleh sekelompok mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yaitu Sentia, Site, dan Alia, akhirnya penelitian tersebut diwujudkan dalam bentuk pengabdian masyarakat berupa Sanggar Belajar bagi anak-anak di Manggarai, yang kemudian disebut Sanggarai.

Pada awal proses pembelajarannya, anak-anak diberikan materi pelajaran sekolah. Namun seiring waktu berjalan, dengan melihat masalah yang ada, anak-anak Manggarai ternyata lebih membutuhkan pendidikan karakter dibanding pendidikan akademik. Di mana kawasan Manggarai terkenal dengan masalahnya yang sangat kompleks sehingga berdampak pada tumbuh kembang karakter anak-anak di Manggarai. Contohnya saja adalah penyelesaian masalah yang berujung pada kekerasan, kurangnya dukungan dan motivasi bagi anak untuk menggapai cita-cita yang tinggi, dan kurang terpenuhinya hak anak. Hal semacam ini seolah-olah sudah menjadi hal lumrah yang terjadi pada anak Manggarai. Tidak ingin terlalu larut dalam permasalahan ini, akhirnya materi pembelajaran Sanggarai lebih difokuskan pada pengembangan karakter anak.

Hal ini selaras seperti yang diungkapkan Marissa selaku mantan kepala Sekolah Dreamdelion, “Anak-anak yang mempunyai karakter baik, dia akan memaksimalkan apa yang mereka inginkan dengan sebaik mungkin, sehingga memang perlu pendidikan karakter diterapkan pada anak-anak Manggarai yang nantinya menjadi bekal untuk masa depan mereka.”

Sanggarai yang kini mempunyai fokus pada pendidikan karakter mulai terealisasikan setelah berkenalan dengan Farah Mafaza melalui akun Twitter. Farah yang merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Indonesia, juga berkeinginan untuk menjalankan sanggar belajar tersebut. Dibalik Farah, tak luput juga peran mahasiswi psikologi lainnya yaitu Aisyah Ibadi, Selfi Andriani, dan Citrawanti Oktavia. Mereka mengerahkan segala kemampuan untuk memajukan sanggar tersebut dengan cara menyusun kurikulum untuk pengembangan karakter anak, dan berbagai upaya lainnya.

Pada tahun 2012, sanggar belajar Manggarai yang bernama Sanggarai ini kemudian berubah menjadi Manggarai Cerdas. Perubahan nama ini rupanya bersamaan dengan hari didirikannya Dreamdelion. Hingga saat ini, nama tersebut masih tetap digunakan.

Dalam pelaksanaan kegiatan program Manggarai Cerdas, tim Manggarai Cerdas yang biasa disebut tim MC dibantu oleh sejumlah volunteer dari latar belakang pendidikan, pekerjaan, dan pengalaman yang berbeda. Mereka biasa disebut ‘fasil’, karena sebagai fasilitator anak-anak-anak dalam proses pembelajarannya. Hal itu pula yang menjadi alasan dibuatnya CEO Shop (Community Empowerment Online Shop) untuk pembiayaan operasional dan juga dibukanya rekruitmen terbuka volunteer untuk kakak-kakak pengajar.

Seiring perkembangannya, sanggar belajar mulai diterapkan di Bandung dan Yogyakarta. Akhirnya pada tahun 2013, nama Manggarai Cerdas diubah kembali menjadi Dreamdelion Cerdas. Hingga saat ini Dreamdelion Cerdas telah mengalami 2 masa Kepala Sekolah setelah Farah, yaitu Marissa Abdul dan saat ini Marwah Azizah dengan kurikulum yang diajarkan adalah pendidikan karakter bagi anak. Hingga setelah kurang lebih selama empat tahun berjalan, tanpa terasa karakter-karakter kurang baik yang ada pada anak lambat laun mulai menghilang.

“Sejak adanya sanggar Dreamdelion Cerdas anak-anak mempunyai sarana bermain yang positif, mereka tidak lagi bermain atau berjualan di jalan. Pada awalnya beberapa anak yang baru masuk sanggar Dreamdelion Cerdas mempunyai sikap kurang baik, kurang responsif, kurang menerima orang, dan cenderung kasar. Setelah berada di sanggar mereka berubah menjadi lebih penyayang, dan lebih inisiatif dalam menolong. Mereka menjadi tahu makna menolong yang sesungguhnya, membantu orang bukan hanya agar mendapat imbalan seperti berupa uang. Hal-hal kecil seperti itu lah mulai muncul di sanggar,” ungkap Marissa.

Perubahan baik tersebut juga mulai dirasakan oleh orang tua anak-anak sanggar. Beberapa orang tua mengaku bahwa bahwa anak-anaknya berubah menjadi lebih baik. Memang perubahan karakter membutuhkan waktu yang panjang, namun setiap pertemuan rutin di hari Minggu ternyata juga bisa membawa dampak positif bagi anak-anak Manggarai. Sesuai dengan tujuan awal didirikannya Dreamdelion Cerdas, yakni mengubah karakter anak menjadi lebih baik.

Written by : Enggar Tri Lestari

Photo by : Aswanudin Hamid

× Mari berkolaborasi!